Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi | Demoterasi
Home » » Pusing Setelah Bangun Dari Duduk Bisa Pertanda Gagal Jantung

Pusing Setelah Bangun Dari Duduk Bisa Pertanda Gagal Jantung

Jakarta, Jika sering merasa pusing setelah bangkit dari duduk atau berbaring, ada baiknya segera waspada. Para peneliti menemukan bahwa apabila kepala terasa ringan segera setelah bangun dari duduk atau berbaring, bisa jadi itu merupakan pertanda awal gagal jantung.

Pusing ketika berdiri disebabkan oleh gangguan yang disebut hipotensi ortostatik atau tekanan darah rendah yang terjadi saat berdiri. Penderitanya sering merasa pusing karena jantungnya tidak memberikan cukup tenaga untuk menjaga tekanan darah tetap tinggi setiap saat.

Hipotensi ortostatik didefinisikan dengan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20 poin lebih atau tekanan darah diastolik turun 10 poin lebih setelah berdiri. Tekanan darah sistolik adalah angka di bagian atas pembacaan tekanan darah, sedangkan diastolik yang di bagian bawah.

Menurut beberapa penelitian terbaru, orang yang mengalami pusing setelah berdiri terlalu cepat mungkin akan mengalami gagal jantung di masa depan. Gejala-gejala awalnya adalah fungsi jantung yang naik turun dan tidak stabil. Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan baik sehingga organ lain dalam tubuh tidak mendapat asupan darah yang mencukupi.

Penelitian yang dilakukan oleh University of North Carolina ini mengamati 12.000 orang selama 17,5 tahun. Peserta dewasa yang sehat dalam penelitian ini diukur tekanan darahnya ketika sedang berbaring dan diukur lagi setelah berdiri. Subyek kemudian tetap dipantau selama beberapa tahun ke depan.

Dalam artikel yang diterbitkan jurnal Hypertension, peneliti menemukan bahwa peserta yang mengalami penurunan tajam dalam tekanan darah setelah berdiri lebih mungkin mengalami gagal jantung daripada yang tidak mengalami penurunan tekanan darah. Kemungkinannya 1,34 kali lebih besar dibanding populasi normal. Kemungkinannya naik menjadi 1,5 kali jika pasien juga mengidap tekanan darah tinggi. Hubungan ini paling kuat dijumpai pada orang usia 45-55 tahun dibandingkan orang berusia 56-64 tahun.

"Hipotensi ortostatik tampaknya terkait dengan terjadinya gagal jantung. Selain itu, berbagai kondisi seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung koroner nampaknya berhubungan dengan hipotensi ortostatik maupun gagal jantung," kata peneliti, Dr Christine DeLong Jones seperti dilansir CBSNews.com, Rabu (21/3/2012).

Namun dokter pada umumnya lebih berhati-hati menyampaikan gejala ini kepada pasien. Hipotensi ortostatik mungkin menunjukkan adanya gangguan kesehatan yang mendasar, namun bukan berarti dapat menyebabkan kematian begitu saja. Tidak semua orang yang mengalami pusing segera setelah berdiri akan mengalami gagal jantung.

"Hipotensi ortostatik dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan dan menyebabkan kehilangan kesadaran atau hampir kehilangan kesadaran. Tapi ini bukan gejala yang akan menyebabkan serangan jantung. Jika tidak mengganggu aktivitas atau menyebabkan gejala yang signifikan, gangguan ini tidak harus diobati," kata Dr Robert Myerburg, profesor kardiologi di University of Miami Miller School of Medicine.

Jika mengkhawatirkan gejala pusing sepanjang waktu, dokter biasanya menyarankan lebih banyak minum air dan melihat apakah bisa membantu. Risiko gagal jantung dan penyakit jantung lainnya bisa dikurangi dengan banyak berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat.

sumber : detik.com
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Demoterasi © - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger